Di
era globalisasi saat ini social media bukanlah
hal yang asing lagi dikalangan masyarakat kita. Dari orang tua, remaja hingga
anak – anak memiliki akses tersendiri di akun social media-nya. Penggunaan social
media menyebabkan kecanduan tersendiri bagi sebagian besar penggunanya.
Pada dasarnya memang social media memberikan
banyak sekali kemudahan bagi penggunanya, mulai dari kemudahan berkomunikasi
antar sesama, berteman, hingga dalam persoalan berbisnis.
Namun kita ketahui bahwa segala
sesuatu pasti memiliki dampak positif dan negatif, begitu pula dengan social media. Berikut beberapa
penjelasan mengenai dampak positif dan negatif social media.
Dampak positif :
- Sebagai tempat promosi, dengan semakin banyaknya pengguna maka hal tersebut semakin membuka kesempatan bagi kita untuk mempromosikan produk yang akan kita tawarkan.
- Sebagai ajang memperbanyalk teman maupun relasi bisnis.
- Sebagai media yang memberikan kemudahan dalam berkomunikasi
- tempat berbagai fitur untuk berbagi gambar, video, suara maupun dokumen.
Dampak negatif :
- Munculnya banyak tindak kejahatan seperti penipuan dan penculikan
- Mengganggu hubungan di dunia nyata, karena kebanyakan pengguna terlalu berfokus pada dunia mayanya.
- Menimbulkan sifat candu yang membuat si pengguna tidak peka terhadap keadaan sekitar dan juga lebih menutup diri pada keadaan sekitar.
Kemudian hal negatif lain yang muncul pada masyarakat social media sekarang ini ialah dimana kebanyakan orang menuliskan doa dan keluh kesah mereka pada status social media-nya. Padahal telah dijelaskan oleh Allah SWT dalam firman Nya dalam surah Al – A’raf ayat 55 yang artinya :
“Berdoalah
kepada Tuhanmu dengan rendah hati dan suara yang lembut. Sungguh, dia tidak
menyukai orang yang melampaui batas.”
Dari pemaparan ayat diatas, telah jelas bahwa Allah
SWT menyuruh hamba Nya untuk berdoa dengan suara yang lembut dan tidak
melampaui batas.
Walaupun doa
atau keluh kesah yang kita ungkapkan di social
media tidaklah diucapkan dengan suara yang lantang, namun dengan tulisan
yang telah kita tulis di social media sama
saja membuat hal tersebut tersebar dan diketahui oleh orang banyak, dan
perilaku tersebut termasuk kedalam hal – hal yang melampaui batas dalam berdoa.Secara
umum tidak masalah berdoa di social media
atau ditempat lain dengan suara yang didengar orang lain. Dalil dari
masalah ini cukup pun cukup banyak dibahas. Hanya saja untuk beberapa kasus
tertentu terkait doa di social media, ada
beberapa catatan yang perlu diperhatikan.
Pertama,
membuat status berisi doa di social media dalam rangka mengajarkan doa yang shahih kepada orang
lain. Misalnya, memposting doa yang
benar ketika hendak tidur atau dzikir pagi – petang, atau doa selama hujan,
dst.
Kegiatan semacam ini In shaa Allah termasuk kedalam amal sholeh. Mendakwahkan kebaikan
kebaikan kepada rekan – rekan di social
media untuk melakukan amalan sunnah. Karena itu, sebelum memposting jangan
lupa untuk memperhatikan dan memastikan doa yang akan kita sebarkan agar
terjamin keshahihannya.
Rasulullah shallallahu’alaihi
wa sallam menjanjikan bahwa orang yang memotivasi orang lain untuk berbuat
baik, dia akan mendapatkan pahala seperti orang yang mengikuti ajakannya. Dalam
hadis dati Abu Mas’ud Al – Anshari radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallambersabda :
“Siapa yang
menunjukkan kebaikan, dia akan mendapatkan pahala seperti pahala pelakunya
(orang yang mengikuyinya). (HR. Muslim1893).
Kedua,
doa yang sifatnya pribadi. Doa yang tidak selayaknya
didengar oleh orang lain, yang merupakan bagian dari privasi seseorang, tidak
selayaknya disebarkan di social media. Seperti
doa yang isinya penyesalan atas perbuatan maksiat dengan menyebutkan bentuk
maksiat yang dilakukan. Atau doa yang isinya keluhan masalahpribadi, yang tidak
selayaknya diketahui oleh orang lain. Karena kita diajarkan untuk selalu
menjaga kehormatan dan tidak membeberkan aib pribadi.
Rasulullah shallallahu’alaihi
wa sallammenasehatkan :
“Setiap umatku
dimaafkan (kesalahannya) kecuali orang – orang melakukan mujaharah (terang –
terangan bermaksiat), dan termasuk sikap mejaharah adalah seseorang melakukan
sebuah perbuatan dosa dimalam hari, kemudian pagi harinya dia membuka
rahasianya dan mengatakan, “wahai fulan, tadi malam aku melakukan seperti ini,
seperti ini”, padahal Allah telah menutupi dosanya, namun dipagi hari, dia
singkap tabir Allah pada dirinya. (HR. Bukhari 6069).
Syariat juga mengajarkan agar tidak menjadi hamba
yang mudah mengeluh kepada orang lain. Karena sikap semacam ini menunjukkan
kurangnya sikap tawakkal. Allah mencontohkan sikap para Nabi, dimana mereka
hanya mengeluhkan masalah mereka kepada Allah SWT. Nabi Ya’kub, ketika
mendapatkan ujian kesedihan yang mendalam, beliau mengatakan :
“Ya’qub
menjawab : “Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan
kesedihanku...” (QS Yusuf : 86)
Karena doa dan keluh kesah kita bukanlah hal yang
baik untuk diumbar dan karna hal tersebut tidak menyelesaikan permasalahan,
maka “Cukuplah antara Kau dan Allah SWT yang tahu” apa yang menjadi keresahan
dalam hatimu. Gunakan waktumu untuk berdua dengan Allah, Tuhanmu. Curahkan
segala keluh kesahmu, keinginanmu, dan segala apapun yang ada didalam hatimu.
Dan Allah SWT akan jalan terbaik untukmu.
Akan lebih baik jika kita membiasakan diri untuk
menyebarkan kebaikan dalam tulisan distatus social
media mu, hal itu akan lebih bermanfaat. Dan perbuatan tersebut lebih baik
dan lebih disenangi oleh Allah SWT.